Wednesday, April 8, 2009

Rasa ini

Akhirnya kau pergi...
Malam itu kau menelpon ku untuk pamit, kau ucapkan selamat tinggal dan berkata "sampai ketemu di waktu yang tepat".
Entah apa maksud perkataan mu, aku tidak tau. Ingin rasanya aku bertanya pada mu, tapi semua kata tersendat di kerongkongan ku.

Dan kau..benar-benar menghilang dari pandangan ku.

Saat mentari masuk ke peraduannya, dan gelap merajai bumi aku hanya terdiam dalam hening. Mencoba menaklukkan kesepian yang menyelimuti, bergulat dengan rindu yang menyesak. Air mata ku pun jatuh tanpa permisi, aku terisak dalam gelap.



Aku bertanya pada rembulan, k'napa bintang itu menghilang, tak kutemukan lagi sinarnya di hamparan sutra hitam sang malam. Rembulan hanya tersenyum padaku, wajahnya tampak lembut seolah ingin memberiku ketenangan dan ingin berkata," aku tau diman dia dan kau juga akan tau".

Beribu tanya menguap tak terjawab. Gundah menyerangku tanpa ampun.

Ku tarik nafasku dalam-dalam, mencoba menenangkan hati.

Aku bertanya lagi pada Sang Penguasa, apakah rasa ini benar? sanggupkah aku menjalani nya? akankah ini menyisakan luka seperti masa lalu?

Otak ku berkata, "Taklukkan, taklukkanlah, buang semua rasa yang ada di hatimu. Tak ada gunanya mencinta bila hanya akan membuka luka lama."

Setan berkata " Kau tidak pantas bahagia karna cinta. Untuk apa mencintai dia yang menyakitimu. Poor you!!"

Hati ku berkata, " pasrahkan diri, biarkan Sang Ilahi memberi mu jalan, kemana kau harus pergi."

Airmataku mengalir lagi, kali ini deras sekali. Cinta, rindu, gundah, luka, menyatu dalam keheningan malam.

Aku mengangkat hati ku, mencermatinya. Ada luka yang masih membiru, tak mampu ku sembuhkan lagi. Meski segala cara tlah ku coba, tapi semua sia-sia. kembali aku mengangkatnya, kali ini bukan untuk mencermatinya lagi, melainkan mengarahkannya kepada Sang Penguasa.

Aku berkata " ini hatiku, Kau melihat semuanya, apa yang terjadi dengannya sampai ia terluka begitu dalam. Ku tak bisa menyembuhkannya lagi, ambillah.. aku mempercayakannya padaMU. Balutlah, rawatlah, sembuhkanlah, kalau tidak luka ini akan membunuh ku. lakukanlah apa yang hendak Engkau lakukan, tak jua ku paksakan rasa ini. Biarkan waktu menjawab semuanya. Aku percaya padaMu, sangat mempercayaiMU."

Sekali lagi ku tarik nafasku dalam-dalam, kupejamkan mata. Dan akupun larut dalam keheningan.


No comments:

Post a Comment